Pages

Saturday, November 12, 2011

Randi Alfin Liembers
17110400
5KA25

Tugas Softskill : Agama dan Masyarakat

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, PANCASILA: "KeTuhanan Yang Maha Esa". Sejumlah agama di indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik ekonomi dan budaya. Di tahun 2010 kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk indonesia adalah pemeluk agama Islam, 9,2% pemeluk agama Protestan, 3,5% pemeluk agama Katolik, 1,8% pemeluk agama Hindu dan 0,4% pemeluk agama Budha.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan memprktikkan kepercayaannya"dan"menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya". Pemerintah secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antara kelompok maupun golongan. program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

Contoh kasus : Seperti yang kita lihat kerusuhan di wilayah ambon, Kerusuhan Ambon (Maluku) yang terjadi sejak bulan Januari 1999 hingga saat ini telah memasuki periode kedua, yang telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang cukup besar serta telah membawah penderitaan dalam bentuk kemiskinan dan kemelaratan bagi rakyat di Maluku pada umumnya dan kota Ambon pada khususnya.
Kerusuhan Ambon (Maluku) yang semula menurut pemahaman kalangan masyarakat awam sebagai sebuah tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh suatu tindak/peristiwa kriminal biasa, ternyata berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan adalah merupakan sebuah rekayasa yang direncanakan oleh orang atau kelompok tertentu demi kepentingannya dengan mempergunakan isu SARA dan beberapa faktor internal didaerah (seperti kesenjangan ekonomi, diskriminasi dibidang pemerintahan dll) untuk melanggengkan skenario yang ditetapkan.
Begitu matangnya rencana yang dilakukan yang diikuti dengan berbagai penyebaran isu yang menyesatkan, seperti adanya usaha-usaha dari kelompok separatis RMS (Republik Maluku Selatan) yang sengaja diidentifisir dengan Republik Maluku Serani (Kristen), adanya usaha untuk membantai umat Islam di Maluku, keterlibatan preman Kristen Jakarta, isu pemasokan senjata kepada umat Kristen di Maluku dari Israel dan Belanda, serta berbagai isu menyesatkan lainnya telah menimbulkan semakin kuat dan mengentalnya sikap dan prilaku fanatisme terhadap masing-masing agama (Islam dan Kristen).
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan ABRI untuk mengklarifikasi isu-isu yang tidak bertanggung jawab tersebut ternyata tidak mampu meredam kekuatan dari mereka yang menginginkan agar kerusuhan Ambon (Maluku) terus diperpanjang dan diperluas.
Penciptaan kondisi ini semakin menguat ketika ABRI (TNI dan Polri) telah dengan sengaja ikut menciptakan konflik yang berkepanjangan melalui penanganan pengendalian keamanan yang tidak profesional dan terkesan bertendensi mengipas-ngipas agar kerusuhan di Maluku tak kunjung selesai.
Peranan Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Militer serta komponen bangsa lainnya yang ada di daerah melalui berbagai upaya rekonsiliasi untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai hanya bersifat "semu" belaka. Satu dan lain hal disebabkan karena tidak ada kemauan yang transparan dalam upaya menyelesaikan pertikaian, juga upaya rekonsiliasi lebih bersifat Top Down dan bukan Bottom Up.
  
Solusi : Pemerintah harus menjaga kedamaian di dalam masyarakat jangan mengadu domba masyarakat demi kepentingan semata.Karena manusia hidup sekali dan mati tidak membawa kekayaan yang ada di bumi ini, maka kita harus hidup berdampingan satu sama yang lain...

No comments:

Post a Comment